Survei pendahuluan burung migran di kawasan pesisir Sulawesi Barat telah dilakukan sejak Februari 2023 secara pribadi oleh peneliti bernama Alexander Kurniawan Sariyanto Putera dari Universitas Sulawesi Barat. Seiring waktu berjalan, turut dibantu oleh anggota tim yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi program studi Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat yang sukarela belajar pengamatan burung, data-data burung migran, khususnya burung air migran, telah diperoleh di salah satu kawasan pesisir di Sulawesi Barat yaitu Mampie.
Mampie merupakan kawasan pesisir yang terdiri dari berbagai macam habitat dimulai dari hutan mangrove, semak dan pohon belukar, pantai pasir hingga pasir berlumpur, hingga tambak buatan. Adapun beberapa lokasi lahan basah yang mewakili tipe-tipe habitat tertentu di Mampie menjadi persinggahan burung air, terutama burung air migran yang merupakan kelompok burung air yang menjelajah Jalur Terbang Asia Timur – Australasian (East Asian – Australasian Flyway/EAAF). Kelompok burung air migran ini berasal dari belahan bumi bagian utara (Rusia Timur Jauh dan Alaska, lalu terbang ke arah selatan menuju Asia Timur dan Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia, serta Australia dan Selandia Baru. Jalur ini mencakup 22 negara, termasuk di dalamnya Indonesia yang telah menjalin mitra kerjasama dengan 21 negara lain sejak tahun 2006.
Mitra kerjasama internasional yang dikenal sebagai EAAFP ini sangatlah penting untuk aksi konservasi burung air migran beserta habitat di EAAF. Apalagi sampai saat ini belum ada informasi terkini tentang penelitian burung air migran bersama mitra internasional EAAFP. Namun, terdapat kegiatan relevan sedang berlangsung kolaborasi bersama dengan beberapa negara Asean-Taiwan-K Lisa Yang Conservation for Bioacoustics by Cornell Lab of Ornithology Cornell University, dalam LEAFA Program di Sulawesi Barat. Sehingga kesempatan memperluas jaringan kerjasama dengan berbagai mitra untuk satu tujuan sama yaitu konservasi burung migran adalah sebuah keniscayaan pelestarian burung migran beserta habitatnya di Mampie, Sulawesi Barat.
Oleh karena itu, peneliti dan anggota peneliti dari Pusat Studi Ekologi, Konservasi, dan Etnobiologi Universitas Sulawesi Barat telah mengajukan proposal pendanaan ke luar negeri untuk memperlancar kegiatan aksi konservasi burung migran beserta habitatnya bersama mitra internasional. Setelah melalui proses panjang memakan waktu dan proses seleksi ketat karena banyaknya proposal lain dengan kualitas yang tidak kalah tinggi, Alhamdulillah proposal berhasil didanai oleh Asian Waterbird Conservation Fund melalui The Asian Flyways Initiative Grant (AFI Grant) 2024 dari WWF-HongKong. Pendanaan projek komprehensif ini akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan mulai bulan Agustus 2024. Pengumuman resmi dapat diakses melalui link website berikut:https://eaaflyway.net/asian-waterbird-conservation-fund-2024-announcement/ dan juga informasi selanjutnya lebih detail dapat menghubungi pengusul, bapak Alexander Kurniawan Sariyanto Putera. Harapannya kegiatan setahun kedepan tersebut dapat menjadi wadah penelitian, aksi konservasi sekaligus pembelajaran bersama sukarelawan dan warga-warga setempat di kawasan pesisir Mampie, Sulawesi Barat, Indonesia.