Sebuah penelitian etnozoologi terbaru telah dilakukan di kawasan Taman Nasional Gunung Gandang Dewata oleh Ketua peneliti Muhammad Rizaldi Trias jaya Putra Nurdin salah satu dosen dari Universitas Sulawesi Barat dan juga anggota dari IUCN SSC Small Mammals Specialist Group. Penelitian ini didanai oleh Durrell Wildlife Conservation Trust yang bertujuan untuk menggali pengetahuan lokal tentang satwa liar di daerah pegunungan tersebut serta bagaimana masyarakat setempat berinteraksi dengan mereka. Penelitian ini menggabungkan wawancara dengan penduduk setempat, observasi lapangan, dan analisis data untuk mengungkap hubungan unik antara manusia dan satwa khususnya tiga jenis mamalia kecil (Waiomys mamasae,  Paucidentomys vermidax dan Rubrisciurus rubriventer )di kawasan tersebut.

Masyarakat setempat memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai spesies mamalia kecil  yang menghuni kawasan pegunungan tersebut, termasuk nama lokal, perilaku, dan habitat mereka. Hal ini dikarenakan aktifitas masyarakat lokal kebanyakan bekerja sebagai pemburu dan berkebun disekitar kawasan hutan.

Dari hasil pertanyaan survei ada beberapa spesies digunakan oleh masyarakat setempat untuk keperluan medis tradisional serta dijadikan bahan konsumsi. Contohnya, tumbuhan tertentu yang dimakan oleh hewan liar dianggap memiliki khasiat penyembuhan, selain itu, ketiga mamalia kecil yang menjadi fokus penelitian kami ternyata juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk dimakan dan dijadikan awetan kering serta beberapa kepercayaan masyarakyat setempat meyakini bahwa jenis mamalia kecil seperti tikus memiliki khasiat obat apabila dikonsumsi. Tikus dan tupai sering dianggap sebagai hama oleh petani olehnya itu masyarakat sekitar memanfaatkan agar mengurangi hama pertanian. Hal lain berkembang dari Masyarakat untuk jenis tikus air yaitu Waiomys mamase yang konon katanya apabila disimpan di dalam rumah maka rumah tersebut tidak akan terbakar apabila terjadi musibah kebakaran.

selain dari hal tersebut di atas, peneliti juga meyakini bahwa perubahan iklim dan kegiatan manusia, seperti penebangan liar dan perburuan, mengancam keberlanjutan satwa liar di kawasan ini. Masyarakat lokal menyadari ancaman ini dan kami juga berupaya untuk memberikan edukasi yang lebih massif kepada Masyarakat agar dapat menjaga dan melestarikan  kekayaan jenis satwa liar di kawasan Taman Nasional Gunung Gandang. Dewata.Peran dari Pusat Studi Ekologi, Konservasi dan Etnobiologi, Universitas Sulawesi Barat. berharap bagaimana para peneliti muda khususnya yang bergerak dalam bidang konservasi hayat agar dapat berinteraksi dengan lingkungan mereka dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dengan memadukan pengetahuan tradisional dalam upaya konservasi modern, serta diharapkan kawasan ini dapat terus menjadi habitat yang kaya bagi satwa liar sekaligus mendukung kehidupan masyarakat setempat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *